Daun Gatal Laut: Ramuan Tradisional Penangkal Iritasi Kulit
Daun Gatal Laut adalah salah satu tanaman liar yang tumbuh di daerah pesisir Maluku. Tanaman ini memiliki ciri khas berupa daun lebar, sedikit berbulu halus, dan jika disentuh langsung bisa menyebabkan rasa gatal di kulit. Tapi siapa sangka, justru daun ini telah lama dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kulit, terutama iritasi, bentol, dan gatal akibat alergi.
🌿 Kandungan dan Khasiat:
-
Zat antibakteri dan antiinflamasi alami di dalam daun ini membantu mengurangi pembengkakan dan infeksi ringan pada kulit.
-
Sering digunakan untuk mengobati eksim, gatal-gatal karena cuaca panas, dan ruam akibat biang keringat.
-
Dapat membantu meredakan bentol karena gigitan serangga.
🧪 Cara Meracik dan Menggunakan:
-
Ambil 3–5 lembar daun gatal laut yang masih segar.
-
Jemur di bawah sinar matahari sebentar (5–10 menit) untuk mengurangi efek gatal.
-
Rebus dengan 2 gelas air selama 10–15 menit.
-
Gunakan air rebusannya untuk membasuh kulit yang gatal atau iritasi (dalam keadaan hangat-hangat kuku).
-
Bisa juga ditumbuk dan dioleskan langsung ke area yang terkena (jika kulit tidak sensitif).
⚠️ Perhatian:
-
Jangan gunakan pada luka terbuka atau kulit yang mengelupas.
-
Hindari penggunaan berlebihan karena bisa menimbulkan efek samping bagi kulit sensitif.
Daun gatal laut dimanfaatkan masyarakat pesisir Maluku sebagai ramuan tradisional untuk mengatasi iritasi kulit, bentol, dan gatal karena alergi.
🌴 Sejarah Penggunaan Daun Gatal Laut di Maluku
Masyarakat pesisir Maluku, terutama di wilayah Seram dan Buru, sudah sejak lama mengenal manfaat daun gatal laut. Dulu, para nelayan sering membawa daun ini saat pergi melaut untuk mengobati luka ringan atau gatal akibat air laut dan sengatan ubur-ubur.
Biasanya, daun ini ditumbuk lalu dicampur dengan minyak kelapa murni sebagai salep tradisional. Penggunaannya juga sering dikombinasikan dengan daun sirih atau daun kenari untuk memperkuat efek penyembuhan.
💬 Testimoni Masyarakat Lokal
Seorang tetua adat dari pesisir Pulau Buru menyebutkan:
“Dulu kami selalu simpan daun ini di rumah, apalagi kalau anak-anak kena gatal karena air laut atau serangga. Cukup tumbuk, oles, besoknya kering."
⚗️ Potensi Penelitian Modern
Beberapa penelitian lokal yang belum banyak dipublikasikan menyebutkan bahwa ekstrak daun gatal laut mengandung senyawa seperti flavonoid dan tanin yang bersifat antimikroba alami, sehingga berpotensi dikembangkan lebih lanjut sebagai produk herbal topikal.
📌 Baca Juga:
Komentar
Posting Komentar